banner 728x90 banner 728x90
BeritaDaerahHalut

POPnas 2025 Dinodai Nepotisme? Pelatih Soroti Ketidakprofesionalan Dispora Malut

78
×

POPnas 2025 Dinodai Nepotisme? Pelatih Soroti Ketidakprofesionalan Dispora Malut

Sebarkan artikel ini

Potretone.com Halut,- Persiapan menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2025 diwarnai kekecewaan dan kritik tajam dari pelatih pencak silat Halmahera Utara, Bahrudin M.S Tomagola, terhadap Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Maluku Utara, khususnya Bidang Prestasi. Kamis (9/10/25).

Menurut Bahrudin, Dispora yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mendukung atlet berprestasi justru terkesan tidak profesional dan sarat kepentingan.

Ia menyesalkan keputusan sepihak dari salah satu pejabat Dispora, Nafsir Johra, yang mengganti atlet dari Halut yang sudah resmi lolos ke POPNAS 2025 melalui Pra-POPNAS di Gorontalo dengan atlet dari Kota Ternate dan Tidore Kepulauan yang dinilai tidak memenuhi syarat prestasi.

“Atlet saya lolos di Pra-POPNAS secara sah dan diumumkan langsung untuk dipersiapkan ke TC. Tapi kemudian digantikan begitu saja oleh atlet lain yang bahkan kalah di Kejurda. Salah satu atlet pengganti itu adalah anak binaan dari perguruan milik pejabat tersebut,” ungkap Bahrudin dengan nada kecewa.

Ia menambahkan bahwa sebelumnya, pihak Dispora sendiri telah mengarahkan agar seluruh atlet yang lolos dari Pra-POPNAS dipersiapkan untuk pemusatan latihan. Namun, arahan tersebut tidak diindahkan ketika proses seleksi lanjutan dilakukan tanpa transparansi.

Foto Istimewa

Bahrudin mendesak Kepala Dispora Provinsi Maluku Utara untuk turun tangan dan tidak menutup mata terhadap praktik yang dinilainya merugikan semangat juang atlet daerah, terutama mereka yang telah membuktikan diri melalui jalur resmi dan prestasi.

“Jangan bunuh harapan putra-putri daerah yang berjuang dengan keringat dan semangat. Jangan matikan semangat mereka hanya karena kepentingan segelintir orang,” tegasnya.

Polemik ini menyoroti pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan olahraga di tingkat daerah, terlebih ketika menyangkut ajang bergengsi seperti POPNAS. Suara pelatih seperti Bahrudin diharapkan dapat menjadi alarm bagi pihak terkait untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh. (Chen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *